Kamis, 14 April 2011

WAKTU

Waktu adalah lagu yang tak akan pernah berhenti. apalagi kembali. seandainya waktu dapat kembali, barangkali tak akan ada penyesalan dalam dunia ini. jadi alangkah rugi orang yang tak menghargai waktu. kerena waktu jua dapat membunuh kita. waktu tak akan pernah mau menunggu kita. lalu apa yang kita tunggu? so, menunggu hanyalah pekerjaan orang-orang bodoh. malas dan menunda adalah bagian dari pembinasaan. jangan pernah abaikan waktu. sedetik sangatlah berharga... kerena sesungguhnya pekerjaan kita lebih banyak dari waktu yang kita punya...
yuuuk....!tunggu apa lagi? segeralah bergegas... hargai waktumu!!!!

PLTU PACITAN

mau tau tempat tinggal ku? dekat loh sama PLTU Pacitan. ni gambar PLTU Pacitan klik di sini

KIAT-KIAT MENGGAPAI CINTA ALLAH

gimana sich caranya menggapai cinta Allah? klik di sini

TELADAN SEPANJANG MASA

FATHIMAH AZ ZAHRA

Fathimah Az Zahra adalah putri Nabi Muhammad saw., wanita yang paling dikasihi oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. Bersabda, “Fathimah adalah bagian dari diriku, siapa yang membuatnya marah, berarti membuatku marah,” dan, “Niscaya Allah marah jika engkau (Fathimah) marah, dan ridha atas keridhaanmu.”

Fathimah, selain berparas cantik (sehingga dijuluki ‘bidadari berwujud manusia’), juga terkenal akan kecemerlangan pikiran dan kefasihannya. Ia juga dijuluki sebagai ummu abiha (ibu dari ayahnya), karena perannya yang begitu agung terhadap kehidupan ayahanda tercintanya, Nabi Muhammad saw.Fathimah adalah sosok wanita sempurna, baik sebagai seorang anak, istri, ibu, maupun sebagai dirinya sendiri. Ia adalah teladan sepanjang masa bagi kaum wanita.

BINTANG KEJORA

Saat maghrib tiba pada awal Juli ini tengoklah langit barat. Walaupun langit belum terlalu gelap, sebuah bintang cemerlang tampak cukup tinggi di langit. Awan tipis musim kemarau ini tak mampu membendung sinarnya. Itulah bintang kejora. Bila muncul saat shubuh di langit timur bintang cemerlang itu disebut bintang timur. Sebenarnya itu bukan bintang, melainkan planet Venus. Mengamati langit awal Juli ini terasa nuasa semasa Nabi Ibrahim merenungi alam, mencari representasi Tuhan yang hakiki (Q. S. 6:76-79). Saat malam mulai gelap tampaklah sebuah bintang. "Inikah Tuhanku?" kata Ibrahim. Tetapi bintang kejora tak lama tampak. Sekitar pukul 21.00 bintang kejora pun terbenam. Nabi Ibrahim pun berkata, "Aku tak menyukai yang tenggelam." Beberapa saat kemudian terbitlah bulan yang cemerlang pasca purnama. "Inikah Tuhanku?" katanya. Namun saat pagi bulan pun memudar kemegahannya. Ibrahim pun berujar pada dirinya, "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, niscaya aku termasuk kaum yang sesat." Saat pagi dilihatnya matahari yang paling cemerlang yang mengalahkan segala sumber cahaya. "Inikah Tuhanku? Ini paling besar", ujar Ibrahim dalam pencarian kebenaran. Tetapi saat maghrib matahari pun menghilang. Tidak mungkin Tuhan yang Mahakuasa bisa lenyap. Maka diserulah kaumnya, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari segala yang kamu persekutukan (dengan Tuhan)." Kesimpulan pembuktian aqliyah tersebut tentang eksistensi Allah diabadikan di dalam Q. S. 6:79 yang selalu kita baca dalam doa iftitah pada awal shalat: "Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Tuhan pencipta langit dan bumi, berpendirian lurus, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik." Kisah itu memberi pelajaran penting. Kemegahan dan keunggulan relatif adalah sifat makhluk yang berpotensi menipu manusia. Sejarah telah menunjukkan banyak kaum penyembah bintang atau matahari, mempertuhankan raja, atau minimal mengkultuskan seseorang. Untuk itu banyak juga yang mau berkorban demi mengagungkan sesuatu atau figur yang dipujanya. Padahal kemegahan atau keunggulan itu bisa jadi bukan sifat yang intrinsik pada objek itu. Bintang kejora adalah contohnya. Planet Venus itu tidak menghasilkan cahayanya sendiri. Planet yang dijuluki saudara kembar bumi yang jelita sekadar memantulkan cahaya bintang induknya, matahari. Kecemerlangannya diperoleh karena kedekatannya dengan matahari dan berada tidak jauh dari bumi. Bintang kejora dipuji karena kecemerlangan relatifnya. Dijadikan lagu yang dinyanyikan anak-anak. Tetapi tak banyak orang tahu tentang hakikatnya, karena orang cukup kagum dengan kemegahan sinar pantulannya. Orang terlanjur menyebutnya bintang, padahal sekadar planet. Lingkungan planetnya pun sesungguhnya tidak bersahabat bagi kehidupan. Luar biasa panasnya dengan efek rumah kaca karena kandungan karbon dioksida yang sangat tinggi. Dalam dinamika hidup manusia fenomena bintang kejora mudah ditemukan. Nepotisme pun mudah tumbuh dari fenomena seperti itu. Karena masyarakat kehilangan daya kritis untuk menelaah secara seksama sifat intrinsiknya, bila yang ditonjolkan sekadar sinar pantulannya yang cemerlang. Satu-satunya cara menghindarkan diri dari tipuan fenomena bintang kejora adalah meresapi makna doa iftitah yang menyambung pernyataan Nabi Ibrahim tersebut: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam."

Rabu, 13 April 2011

Ibuku Motivasiku

Ibu adalah motivasi utama dalam hidupku. Sungguh dia adalah kekuatan luar biasa dalam jiwaku..... The Great Power of Mother kata-kata K.H. Solikin Abu Izzudin ini ku rasa sangat tepat seperti apa yang aku rasakan. ketika aku lelah, aku ingin menyerah dan aku hilang arah.... tak ada seorangpun dapat membangkitkan semangatku.... aku semakin terjatuh dan luruh dalam keputusasaan. seketika itu pula bayangan ibu menari mindaku. seolah berkata "betapa kecewa hati ibu melihat anak ibu yang yang lemah. padahal kamu bisa. ayo bangkitlah! kamu pasti bisa!" seketika itu aku menangis... aku malu dengan diriku yang lemah. sementara, telah ku dengar serentet cerita sejarah perjuangan ibu. Demi mempertahankan hidup, Ibu telah membawaku transmigrasi ke Kalimantan timur. ketika itu aku masih berumur 7 bulan. ternyata semua tak seindah yang di bayangkan ibu sebelumnya. berada di antara hidup dan mati, itulah kata yang tepat dengan keadaan kami di sana. kami menderita kelaparan, kami sakit-sakitan, segala macam cara ibu lakukan untuk mempertahankan hidup. dari membuat kerupuk singkong sampai bahkan ibuku rela bekerja sebagai tukang bangunan. dia panjat bangunan-bangunan itu tanpa mengenal lelah. tangisku adalah istirahatnya. karena ketika aku menangis, dia harus turun untuk menyusuiku. tidur ibu tak lelap siang malam. tak cukup sampai di situ. pekerjaan melelahkan itupun tak mendapatkan bayaran sepeserpun. karena pemilik bangunan itu kabur sebelum membayar ibu dan telah menjual bangunan itu pada pihak lain tanpa sepengetahuan ibu. ibupun semakin terseok-seok untuk mencari uang hanya sekedar cukup untuk ongkos pulang ke jawa. begitulah salah satu sejarah perjuangan ibu. ibupun pernah bekerja di kebun tebu. padahal, bukankah itu perkerjaan laki-laki? ibuku adalah wanita tangguh. dia pun pernah merantau ke negeri orang sebagai TKW. itu semua di lakukan demi masa depan anak-anaknya. oh Allah.... pantaskah aku persikap lemah dan bermalas-malas? tidak! sekali-kali tidak! seketika itu pula aku bangkit dan mencoba tersenyum pada dunia. aku akan terus berjuang. aku ingin tegar seperti ibu. setegar aku ketika kecil. aku tetap tersenyum ketika ada tetangga yang mengolok-olokku... "anak babu" ketika itu ibu di Malaisya. ketika itu aku punya semangat yang luar biasa. akupun berusaha meringankan beban ibu dengan sekolah sambil jualan kue. sudah banyak cerita ya... anak sekolah sambil jualan kue. tapi begitulah wujud sayangku pada ibu ketika itu. Jadi, patutkah aku menyerah dan putus asa ketika terjatuh? oh ibu maafkan aku... padahal ketika jauhpun kau selalu perhatikan aku , meski hanya lewat HP. kau pun selalu ingat kapan aku ulang tahun... kau sungguh ibu yang mulia. dan kaupun selalu berkata padaku, "aku yakin kau akan sukses dan buktikanlah pada semua orang bahwa kau bisa" sungguh kata-kata itu yang selalu menjagakan aku dari mimpi burukku. meski ibu selalu jauh dariku, namun aku merasa, dia selalu ada dalam jiwaku. dia telah mengajarkanku tentang perjuangan hidup, dia ajari aku tentang kesabaran, dia ajari aku tentang ketegaran, dia ajari aku semua tentang hidup. ibuku adalah guru sepanjang usiaku... sebagaimana yang dikatakan Kant Napoleon, "hasil pendidikan guru yang jenius dalam sekolah yang baik, masih belum dapat di bandingkan dengan hasil pendidikan dari ibu yang sejati dan penuh cinta kasih " jadi sangat masuk akal jika K.H. Solikin Abu Izzudin berkata," di balik orang-orang yang besar pasti ada ibu yang hebat"
iya, itu sangat benar. Aku bisa berdiri dan terus melangkah sampai saat ini juga karena ada ibu yang hebat di belakangku... Terimakasih ibu! tak kumiliki sesuatu berharga untukmu. hanya semangatku untuk maju yang kupersembahkan untukmu... kaulah motivasi hidupku... kau matahariku di siang hari, kau kejoraku di malam hari... my mum my luv....

Selasa, 12 April 2011

Benda Langit

jika anda ingin tahu tentang benda langit. klik di sini