Rabu, 13 April 2011

Ibuku Motivasiku

Ibu adalah motivasi utama dalam hidupku. Sungguh dia adalah kekuatan luar biasa dalam jiwaku..... The Great Power of Mother kata-kata K.H. Solikin Abu Izzudin ini ku rasa sangat tepat seperti apa yang aku rasakan. ketika aku lelah, aku ingin menyerah dan aku hilang arah.... tak ada seorangpun dapat membangkitkan semangatku.... aku semakin terjatuh dan luruh dalam keputusasaan. seketika itu pula bayangan ibu menari mindaku. seolah berkata "betapa kecewa hati ibu melihat anak ibu yang yang lemah. padahal kamu bisa. ayo bangkitlah! kamu pasti bisa!" seketika itu aku menangis... aku malu dengan diriku yang lemah. sementara, telah ku dengar serentet cerita sejarah perjuangan ibu. Demi mempertahankan hidup, Ibu telah membawaku transmigrasi ke Kalimantan timur. ketika itu aku masih berumur 7 bulan. ternyata semua tak seindah yang di bayangkan ibu sebelumnya. berada di antara hidup dan mati, itulah kata yang tepat dengan keadaan kami di sana. kami menderita kelaparan, kami sakit-sakitan, segala macam cara ibu lakukan untuk mempertahankan hidup. dari membuat kerupuk singkong sampai bahkan ibuku rela bekerja sebagai tukang bangunan. dia panjat bangunan-bangunan itu tanpa mengenal lelah. tangisku adalah istirahatnya. karena ketika aku menangis, dia harus turun untuk menyusuiku. tidur ibu tak lelap siang malam. tak cukup sampai di situ. pekerjaan melelahkan itupun tak mendapatkan bayaran sepeserpun. karena pemilik bangunan itu kabur sebelum membayar ibu dan telah menjual bangunan itu pada pihak lain tanpa sepengetahuan ibu. ibupun semakin terseok-seok untuk mencari uang hanya sekedar cukup untuk ongkos pulang ke jawa. begitulah salah satu sejarah perjuangan ibu. ibupun pernah bekerja di kebun tebu. padahal, bukankah itu perkerjaan laki-laki? ibuku adalah wanita tangguh. dia pun pernah merantau ke negeri orang sebagai TKW. itu semua di lakukan demi masa depan anak-anaknya. oh Allah.... pantaskah aku persikap lemah dan bermalas-malas? tidak! sekali-kali tidak! seketika itu pula aku bangkit dan mencoba tersenyum pada dunia. aku akan terus berjuang. aku ingin tegar seperti ibu. setegar aku ketika kecil. aku tetap tersenyum ketika ada tetangga yang mengolok-olokku... "anak babu" ketika itu ibu di Malaisya. ketika itu aku punya semangat yang luar biasa. akupun berusaha meringankan beban ibu dengan sekolah sambil jualan kue. sudah banyak cerita ya... anak sekolah sambil jualan kue. tapi begitulah wujud sayangku pada ibu ketika itu. Jadi, patutkah aku menyerah dan putus asa ketika terjatuh? oh ibu maafkan aku... padahal ketika jauhpun kau selalu perhatikan aku , meski hanya lewat HP. kau pun selalu ingat kapan aku ulang tahun... kau sungguh ibu yang mulia. dan kaupun selalu berkata padaku, "aku yakin kau akan sukses dan buktikanlah pada semua orang bahwa kau bisa" sungguh kata-kata itu yang selalu menjagakan aku dari mimpi burukku. meski ibu selalu jauh dariku, namun aku merasa, dia selalu ada dalam jiwaku. dia telah mengajarkanku tentang perjuangan hidup, dia ajari aku tentang kesabaran, dia ajari aku tentang ketegaran, dia ajari aku semua tentang hidup. ibuku adalah guru sepanjang usiaku... sebagaimana yang dikatakan Kant Napoleon, "hasil pendidikan guru yang jenius dalam sekolah yang baik, masih belum dapat di bandingkan dengan hasil pendidikan dari ibu yang sejati dan penuh cinta kasih " jadi sangat masuk akal jika K.H. Solikin Abu Izzudin berkata," di balik orang-orang yang besar pasti ada ibu yang hebat"
iya, itu sangat benar. Aku bisa berdiri dan terus melangkah sampai saat ini juga karena ada ibu yang hebat di belakangku... Terimakasih ibu! tak kumiliki sesuatu berharga untukmu. hanya semangatku untuk maju yang kupersembahkan untukmu... kaulah motivasi hidupku... kau matahariku di siang hari, kau kejoraku di malam hari... my mum my luv....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar