Jumat, 27 Mei 2011

RENUNGAN

Subhanallah... hati siapa yang ga trenyuh dengan perginya teladan kita ini... utamanya bagi para muslimah... ketika seorang ahwat berkata, "aku lelah" lakyakkah ucapan itu terucap dari bibir seorang ahwat. yang mengaku aktivis dakwah????? hendaknya ia berfikir sebelum berucap.... seberapa besarkan pengorbanan kita, seberapa banyak peluh dan darah yang menetes di jalan dakwah ini?

Malu... Pilu.... dan cemburu... dan seambreg rasa membuncah dalam dada ini... terang saja aku sangat malu melihat keadaanku yang seperti ini. ladang dakwah terhampar luas di depan mata, namun kaki enggan melangkah. pilu sepilu-pilunya... betapa tidak, seorang ustadzah yang luar biasa ini, baru aku dengar namanya, ku lihat fotonya (itupun lewat internet), ku kagumi kehebatannya setelah beliau sudah tak ada di dunia fana ini... setelah beliau kembali pada Sang Pemilik jagad raya ini beserta isinya. cemburu... ku akui aku sangat cemburu. dengan segala kehebatannya, bahkan seorang Tifatul Sembiring yang bagiku juga sangat luar biasa pun menuliskan puisi untuk beliau... tak terbayangkan olehku... bagaimana kelak ketika aku pergi... siapa yang akan menangisiku? sebagaimana akupun tak mampu membendung airmata ini ketika aku membaca kisah ustadzah yoyoh di internet, yang kemudian aku mengagumi beliau, kemudian kusadari beliau telah tiada, dan aku merasa sangat kehilangan... mungkinkah akan ada seseorang menuliskan sebuah puisi untukku seiring kepergianku sebagaimana yang dilakukan oleh seorang Tifatul Sembiring?

hanya do'a setulus hati yang bisa ku panjatkan pada-Mu Allohurobbi... limpahkanlah segala kasih sayang-Mu untuk beliau, dan juga kami semua hamba-hamba-Mu... Mudahkanlah beliau menuju Jannah-Mu... dan bimbinglah jua kami menuju Jannah-Mu... Amin... Amin... ya Robbal'alamiin...

Puisi Tifatul Sembiring Buat Ustadzah Yoyoh


Doa Buat Ummu Umar, Yoyoh Yusroh

Kepergianmu...
Menguras air mata kami
Kala kau menghilang di malam itu
Antara percaya dan tidak
Secepat itukah berlalu
Tanpa kata perpisahan
Dan ucapan selamat jalan






Mengapa yah, duka ini, seakan lekat di dada
Telah ku usap, tak jua menjadi reda
Padahal semasa hayatnya, kerap tidak sempat menyapa
Allah lebih tahu taqarrabmu
Kami jadi saksi wara' mu
Kadang terungkap keluguanmu
Bisik tilawah mendengung di rumahmu
Khudhu' wajahmu dalam khusu mahdhahmu
Keberanianmu membungkam busung dada kami
Datang ke Gazza hanya sebagian kecil bukti
Demo jilbab dibebaskan, engkaulah yang mulai
Tulusmu seperti Zaenab Ghazali
Semangatmu seperti Maryam Jamilah
Rindumu jumpa dengan Khadijah, juga shahabiyah
Shaummu yang jarang terlewatkan
Anak banyak tidak halangi langkah dakwahmu
Suami yang bersahaja setia mendampingi, hingga penghujung nafasmu

Hanya doa kupanjatkan
Allah mohon kabulkan
Ampunkan ya Allah
RidhaMu ya Allah
Hiya min ahlil khair ya Allah
Min ahlil khair ya Allah
Min ahlil khair ya Allah

Kami saksinya ya Allah
Kasihi ya Allah
Mudahkan ya Allah
Lapangkan ya Allah

Sebab ia tidak pernah mempersulit
Ringankan ya Allah
Sebab ia tidak pernah memberatkan kami ya Allah
Maafkan ia ya Allah
Sebab dia tidak pernah dendam ya Allah
SyurgaMu ya Allah
SyurgaMu ya Allah
Kami mohon ya Allah
Kasih sayangMu ya Allah
Engkau Maha Kuasa ya Allah

Allaaahhhh!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar